Review Gasing Tengkorak | Komentar Film Gasing Tengkorak | Film-film horor Indonesia sedang banyak bermunculan bulan ini misalnya Pengabdi Setan, Ruqyah The Exorcism, Mereka Yang Tak Terlihat, Mata Batin, dan yang diulas ini adalah Gasing Tengkorak.
Baiklah para pembaca, sebelumnya saya bukanlah reviewer sebuah film yang ahli dan berkompeten. Ini hanya pendapat pribadi Cerita Madya setelah menonton filmnya baru-baru ini. Baiklah, awalnya saya masih belum ngeh apa maksud gasing tengkorak. Saya sempat mengira gasing itu sebuah mantera atau wilayah. Ternyata itu adalah mainan gasing.
Iya. Mainan gasing yang dulu pernah saya mainkan waktu kecil. Bahkan sampai ada kartunnya yang berjudul beyblade. Sampai di sini saya berfikir kembali apa maksudnya gasing tengkorak. Apakah bentuk tengkorak yang bulat itu akan diputar-putar? Entahlah, jawabannya muncul saat menonton awal filmnya.
[Baca juga : Ulasan Film Ruqyah The Exorcism]
Alur Cerita
Setelah menonton penuh film ini, dapat disimpulkan bahwa film ini menceritakan seorang artis atau penyanyi yang memiliki beberapa kepribadian. Kepribadian lainnya itulah yang menjadi sosok menakutkan bagi dirinya sendiri.
Di awal film, Anda akan melihat Vero (diperankan oleh Nikita Willy) seorang artis yang sedang konser. Di tengah konsernya, tiba-tiba ia terjatuh. Saat terjatuh, muncul suara lain (suara batin) yang mengatakan "bangunlah vero". Intinya ucapannya begitu. Awalnya saya sempat mengira itu suara hantu, ternyata suara batinnya sendiri.
Si vero pun, setelah konser tersebut, meminta manajernya untuk menunda tur konser dan ingin menyendiri di sebuah villa. Di villa tersebut, Vero diganggu seorang wanita yang memainkan gasing tengkorak.
Gasing tengkorak berasal dari minangkabau. Gasing tengkorak memang dibuat dari tulang tengkorak yang diambil dari mayat anak-anak yang mati tidak wajar.
Setelah diambil tengkoraknya, digergaji dan dibuatlah gasing. Cara kerjanya adalah memainkan gasing tersebut di pintu atau depan rumah target maka rumah target itu akan kedatangan makhluk halus dan mengganggu penghuni rumah tersebut.
Konflik antara Vero dengan wanita yang sering mengganggunya, menjadi inti dari film ini. Wanita yang diketahui bernama Tania itu sering masuk rumah dan memainkan gasing tengkorak di depan villa Vero. Otomatis muncul makhluk halus yang seperti anak kecil berusaha mencelakai Vero.
Saya sempat mengira Tania ini perempuan iseng bukan hantu. Mengapa? Karena ia sempat muncul di siang hari dan mengejar Vero saat Vero sedang bersepeda mengelilingi kebun teh. Kemudian saya berubah fikiran bahwa Tania adalah hantu saat Vero tidak melihat sosok Tania di CCTV padahal Tania masih ada dan duduk di dalam villa Vero.
Komentar
Jujur saja, Cerita Madya merasa kurang puas melihat film ini. Rasanya terlalu cepat. Mungkin saya yang kurang menangkap inti ceritanya. Yang jelas, menurut saya kurang menarik.
Kekecewaan muncul saat penjelasan mengenai wanita yang sering mengganggu Vero di villanya itu ternyata adalah dirinya sendiri alias kepribadiannya yang lain. Walah, jadi jeritan atau kesan horor tadi seakan hanya bumbu dari kisah si Vero sendiri.
Saya sendiri bingung mau menceritakan bagaimana mengenai film ini. Kesan horornya sih ada. Namun untuk kedalaman cerita, menurut saya masih kurang. Untuk akting seorang nikita willy menurut saya lumayan. Saya beri nilai 5 dari 10 bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar