Review Yowamushi Pedal Season 2 | Ulasan Yowamushi Pedal 2 Indo | Setelah menghabiskan 38 episode di season pertamanya, season 2 masih melanjutkan cerita yang dibahas dalam season sebelumnya. Berikut ulasan atau cerita anime Yowamushi Pedal season 2 menurut Cerita Madya
Sebagaimana yang disinggung di atas, anime Yowamushi season kedua ini masih menceritakan kejuaran Inter-High yang belum selesai di season pertama. Malahan masih pertengahan lomba alias masih panjang.
Yowamushi Pedal season kedua memiliki judul tambahan yaitu Grande Road. Dirilis pada Oktober 204 hingga Maret 2015 dengan jumlah 24 episode. Meski lebih sedikit dari season pertamanya, saat menonton 24 episode ini ternyata terasa lama dan menyenangkan.
Ulasan cerita kali ini tidak akan membahas secara detail dan rinci mulai dari episode pertama hingga terakhir, melainkan beberapa ulasan yang kami anggap penting. Dan juga, bagi Anda yang tidak mau spoiler mohon jangan dilanjutkan baca artikel ini, Tetapi jika Anda penasaran, silahkan.
[Baca juga : Ulasan dan Cerita Yowamushi Pedal Season 1]
Midousuji
Midousuji adalah karakter antagonis yang mencolok di season pertama. Ia pun berhasil menjalankan rencananya dan merebut checkpoin sprint maupun gunung. Tetapi siapa sangka di season kedua ini, kita akan disuguhi flashback seorang Midousuji.
Di balik kejengkelan Anda melihat karakter satu ini, ternyata Midousuji memiliki masa lalu yang cukup unik. Midousuji selalu bersepeda dari rumah ke rumah sakit setiap hari untuk menjenguk ibunya. Padahal jaraknya yang cukup jauh (saya lupa berapa jaraknya). Yang jelas, ia selalu sampai ke rumah pada waktu malam.
Di rumah sakit lah, dengan menemui ibunya, ia merasa hidup dan bahagia. Midousuji kecil ingin membahagiakan ibunya dengan menjuarai turnamen balap sepeda. Ya meski di sekolah, ia sering dibully temannya karena payah di bidang olahraga lain.
Midousuji sering tersenyum dengan menampakkan giginya yang putih dan lebar. Ternyata itu juga merupakan saran dari ibunya. Dari sini, saya yang awalnya agak kesal berubah kasihan melihat Midousuji kecil. Ya meskipun ia tetap antagonis
Kureminami Hiroshima
Di akhir season satu, saya sempat mengira jika kejuaran Inter-High ini hanya akan diperebutkan oleh tiga sekolah yaitu Hakone, Sohoku, dan Kyofushi (singkatan dari Kyoto Fushimi). Beruntung di season kedua ini muncul sekolah lain yaitu Kureminami dari Hiroshima.
Sekolah Kureminami menggunakan jersey warna hijau dan sempat mencolok di balapan hari ketiga. Bagaimana tidak mencolok, Ace mereka yaitu Machimiya Eikichi sempat menggoda Miki dan menantang kapten Hakone dan Sohoku.
Dan juga, setelah kemunculan Kureminami yang luar biasa yaitu start dari belakang langsung berhasil mengejar barisan depan, membuat saya berharap banyak pada tim satu ini untuk menyaingi tiga kekuatan sebelumnya.
Ternyata, oh ternyata, Kureminami hanya sebagai scene tambahan saja. Perjuangan Kureminani langsung usai setelah Machimiya kalah adu sprint dengan Arakita dari Hakone. Mereka berdua beradu sprint dengan aturan siapa yang kalah tidak boleh mengejar barisan depan. Dan Arakita menang. Kureminani usai.
Berguguran
Hari ketiga merupakan puncak dari lomba Inter-High. Di season kedua ini, saya sendiri baru paham akan konsep lomba tim bersepeda hingga tiga hari. Pada akhirnya, siapa yang mencapai finis di hari ketiga dialah pemenangnya.
Lalu apa pentingnya meraih finis di hari pertama dan kedua? Justru itu sangat lah penting. Saat start hari pertama, semuanya maju bersamaan sesuai dengan urutan nomor peserta. Namun start di hari kedua dan ketiga berbeda. Siapa yang mencapai finis dengan selisih waktu 10 detik, maka peserta kedua pun mengawali start 10 detik setelah peserta pertama. Kebayang kalau sampai jaraknya 5 menit.
Hari pertama dan kedua, tim Sohoku sanggup menjaga keseimbangan timnya. Namun di hari ketiga, Sohoku mulai berguguran. Dimulai dari Tadokoro (kelelahan setelah sanggup mengejar jarak dengan Hakone), Kinjou, dan Naruko. Padahal Kinjou adalah Ace Sohoku, tetapi cedera lutut memaksanya berhenti. Sedangkan Naruko berhasil menarik tim saat mendaki padahal ia adalah sprinter.
Lalu bagaimana dengan Hakone? Hakone juga sama. Sedikit demi sedikit mereka juga berguguran. Malah lebih dulu daripada Sohoku. Sedangkan Kyofushi sudah gugur semenjak hari kedua dan menyisakan kapten beserta Midousuji.
Perkembangan Imaizumi
Di season sebelumnya, Imaizumi selalu kalah beradu dengan Midousuji. Namun saat ini, Imaizumi telah berkembang dan menjadi kuat. Saat Sohoku menyisakan Imaizumi, Makishima, dan Onoda, di saat itulah Imaizumi menunjukkan perkembangannya.
Dimulai dengan adu kekuatan dengan kapten Hakone yaitu Fukutomi. Bahkan Fukutomi sempat kewalahan hingga akhirnya kehabisan tenaga. Dan di akhir, scene menarik adalah pertarungan Imaizumi melawan Midousuji.
Di scene ini, saya sempat harap cemas dengan keadaan Imaizumi. Mengapa? Midousuji mengeluarkan jurus terakhirnya dan batang sepeda Imaizumi sudah retak. Siapa yang menang? Imaizumi mampu menumbangkan Midousuji. Midousuji tergeletak dan tak bisa melanjutkan lomba.
[Baca juga : Lirik Lagu Ya Jamalu - Sabyan versi Latin dan Arab]
Sakamichi Onoda x Miki Kanzaki
Di akhir ulasan season 1, saya sempat berharap mendapat follow up dari hubungan Onoda dan Miki di season kedua.Ternyata, sesuai dugaan sebagaimana anime sport lainnya, mereka berdua terlihat hanya sebatas teman akrab, tidak lebih. Padahal akan sedikit lebih berwarna bila ada scene romantis sebagaimana di anime Baby Step (anime sport tennis).
Meski begitu, saya tetap mendukung Onoda berpasangan dengan Miki. Onoda memang terlihat culun dan polos, namun ketulusan hati dan kegigihannya mampu menutupi itu semua. Sedangkan Miki merupakan manajer yang cantik dan gila akan balap sepeda. Jadi, cocok lah. Apalagi Onoda agak malu-malu dengan Miki, sedangkan Miki selalu penasaran (dalam sepeda) akan Onoda.
Selain shipment (pasangan) Onoda x Miki, berikut adalah pasangan yang menurut saya cukup menarik dan perlu diperhatikan misalnya Manami x Miyahara. Kalau pasangan Manami sudah ada perkembangan, meskipun hanya dari pihak ceweknya yaitu Miyahara.
Happy Ending
Akhirnya, season kedua berakhir dengan happy ending. Happy Ending? Iya. Sudah jelas, Onoda lah yang berhasil meraih finis mengalahkan Manami Sangaku. Ini lah yang saya harapkan karena dari season pertama, Onoda hanya mencapai prestasi sampingan bukan benar-benar juara.
Klimaks kejuaraan Inter-high benar-benar terasa di empat episode terakhir. Sekali lagi, Onoda mengejutkan kawan maupun lawan. Saat diumumkan posisi pembalap, banyak yang mengira harusnya Imaizumi yang di barisan depan. Ternyata malah Onoda.
Klimaks juga terasa karena lawan Onoda adalah Manami Sangaku yang sama-sama tersenyum saat mendaki tanjakan. Apalagi Manami digambarkan sebagai pembalap bersayap putih. Ia sanggup menggunakan kelima inderanya untuk mengikuti alam sambil bersepeda.
Luar biasa. Itulah kata-kata yang sanggup saya lukiskan di akhir penyerahan penghargaan. Akhirnya seluruh tim Sohoku dapat menginjak podium meski dengan susah payah dan luka cedera. Ditambah karakter Onoda yang polos membuat suasana makin nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar